Pernah mendengar hukum sebab-akibat? Tentunya hukum tersebut sangat melekat bagi siapa pun yang hidup di dunia ini. Hukum tersebut tentunya juga berlaku bagi ban yang tiba-tiba saja pecah di tengah jalan. Padahal, tak ada gejala mencurigakan apa pun yang mengindikasikan jika ban tersebut akan pecah di tengah jalan. Apalagi ban tersebut tampak masih kokoh, permukaannya pun masih tebal dan tak ada tambalan yang merusak ban. Tapi kenapa ban tersebut tetap bisa pecah di tengah jalan? Yang pasti ada penyebabnya.
Barangkali Anda pernah mendengar atau bahkan mengalami peristiwa tersebut. Nah, untuk lebih jelasnya apa penyebab terjadinya pecah ban di tengah jalan, berikut ini kami paparkan 7 penyebab pecah ban di jalan.
1. Tidak Tepat Memilih Jenis Ban
Awet tidaknya ban yang Anda gunakan sebetulnya sudah ditentukan saat pertama kali Anda memilih ban yang akan Anda gunakan. Dan kebanyakan pemilik mobil memilih ban seperti saat pertama kali yang dibawa oleh mobil ketika dibeli. Padahal, belum tentu jenis ban tersebut sesuai dengan kebutuhan dan tekstur jalanan.
Sebagai contoh, Anda mengambil mobil berjenis city car yang memiliki ban berukuran kecil. Tentu jenis ban tersebut tak sesuai bila Anda sering melalui jalanan yang penuh lubang dan bergelombang. Apalagi ban yang Anda gunakan berkualitas buruk. Karena itu, ada baiknya Anda konsultasikan lebih dulu dengan ahlinya saat Anda akan melakukan penggantian ban agar sesuai dengan kebutuhan Anda.
2. Sering “Menghajar” Jalanan Berlubang
Selain komponen ban, Anda juga harus memerhatikan gaya menyetir Anda. Usahakan untuk jangan terlalu sering “menghajar” jalanan yang berlubang. Karena entakan yang keras saat mobil “menghajar” lubang bukan hanya akan merusak suspensi mobil, tapi juga dapat merusak ban.
Kenapa berbahaya? Karena benturan keras antara ban dengan lubang jalanan dapat menyebabkan rajutan kawat baja di dalam ban rusak. Bila hal itu sampai terjadi dan mobil dipacu pada kecepatan tinggi maka ban berpotensi pecah nantinya. Hal itu bisa terjadi karena kawat yang berguna untuk melindungi dinding dan tapak ban tidak dapat berfungsi baik. Alhasil, ban akan mudah terkoyak ketika terjadi gesekan antara ban dengan permukaan jalan. Apalagi jika tekanan ban kurang atau melebihi standar pabrikan.
3. Ban Telah Kedaluwarsa
Kata siapa benda mati yang tak dikonsumsi seperti ban tidak memiliki masa kedaluwarsa? Nyatanya ban juga memiliki tanggal kedaluwarsanya lho. Karena itu, sebelum membeli ban pastikan lebih dulu ban tersebut tidak kedaluwarsa. Jangan sampai Anda lengah hanya karena tergiur harga murah yang ditawarkan sekalipun ban tersebut bermerek.
Bagaimana cara mengetahui kadaluwarsa ban? Biasanya kode produksi ban akan tertera di bagian samping. Paling umum kode produksi ban berjumlah 5-8 digit, namun ada juga yang menggunakan standar internasional dengan menggunakan 4 digit. 4 digit tersebut terbagi dengan 2 digit di awal yang menunjukkan minggu pembuatan dan 2 digit di belakang menunjukkan tahun pembuatan.
Misal terdapat kode “5101” dapat diartikan bahwa masa produksi ban tersebut pada minggu ke-51 di tahun 2001. Biasanya masa pemakaian maksimal ban adalah 6 tahun kemudian. Itu berarti bila berpacu pada kode di atas masa pemakaian maksimal yaitu tahun 2007. Apabila Anda menemukan kode tersebut di tahun ini, itu berarti ban tersebut sudah tidak layak pakai sekalipun masih belum pernah dipakai.
Dinding karet dan kawat pada ban yang telah kedaluwarsa cenderung akan kering dan getas. Sehingga ban itu akan sangat rentan pecah bila tetap digunakan.
4. Ukuran Pelek dan Ban yang Tidak Sesuai
Bila mau memodifikasi mobil ada baiknya juga memerhatikan keselamatan berkendara Anda. Terutama dalam memilih pelek ban. Pasalnya, ban yang tidak sesuai dengan ukuran pelek, baik itu pelek yang lebih besar atau kecil di banding ban, dapat menyebabkan dinding ban terlalu terbebani. Alhasil, ban seolah selalu ditarik sehingga akan lebih rentan retak, pecah atau benjol. Dengan begitu ban akan lebih berpotensi mengalami pecah ban di tengah perjalanan.
5. Membiarkan Tambalan yang Tidak Benar
Selama ini kita sebagai pengguna kendaraan biasanya hanya tahu beres saja bila ketika ban yang bocor selesai ditambal. Padahal, tambalan yang tidak benar dapat berakibat pecah ban. Kenapa? Karena bagian ban yang ditambal tentu akan bergesekan dengan permukaan jalan saban hari. Bila ban tidak ditambal dengan benar (khususnya tubeless) maka saat itu tekanan angin dapat berkurang, dan di saat bersamaan gesekan antara ban dengan permukaan jalan semakin keras. Di kondisi itulah ban tidak akan mampu mengimbangi tekanan beban bobot mobil dan beban yang diangkutnya. Saat itulah kemungkinan ban pecah sangat besar.
6. Jarang Membersihkan Ukiran Ban
Ini salah satu hal yang dianggap sepele dan sia-sia. Padahal, ban yang di sela-sela ukirannya terdapat banyak kerikil kecil tajam sangat berpotensi mengundang bahaya. Pasalnya, batu kerikil sangat mungkin menusuk ban dan menimbulkan luka di permukaan ban. Apalagi di dalam dinding ban terdapat rajutan kawat yang berfungsi sebagai pelindung dan pembentuk kontruksi ban. Karena bila sampai rajutan kawat basah akan lebih rentan berkarat dan getas. Bila sudah terjadi maka ketika mobil melesat akan berpotensi terkoyak atau robek.
7. Masih Menggunakan Angin Biasa
Ini menjadi hal yang paling dianggap sepele namun sebetulnya cukup fundamental. Pasalnya, ban yang selalu bergesekan dengan aspal sangat berpotensi meningkatkan suhu ban tersebut. Ditambah dengan kondisi cuaca yang kadang bisa sangat terik. Apabila ban Anda hanya diisi oleh angin biasa, maka potensi pecah ban akan sangat besar. Apalagi saat Anda melaju pada kecepatan tinggi. Pasalnya, angin biasa di dalam ban memiliki kandungan gas yang bermacam-macam dan sangat mudah bereaksi pada zat lainnya. Sekalipun sudah ada gas nitrogen sekalipun, namun gas seperti oksigen masih sangat mudah bereaksi terutama pada suhu panas.
Karena itu beralihlah ke nitrogen mulai saat ini. Karena nitrogen sendiri jenis gas yang tidak mudah bereaksi pada zat atau gas lainnya. Tentu hal itu dapat mengurangi risiko pecah ban. Namun perlu diingat bahwa kandungan nitrogen baru bisa dikatakan aman bila mencapai 95,5% di dalam ban. Karena itu baru dianggap nitrogen murni. Karena itu Anda pun jangan sembarangan dalam memilih layanan pengisian nitrogen. Terlebih saat ini sudah sangat marak sekali layanan angin nitrogen.
Pastikan Anda hanya mengisi nitrogen di layanan pengisian nitrogen yang sudah terpercaya dan kredibel seperti Green Nitrogen. Karena Green Nitrogen telah mendapatkan sertifikasi kesesuaian untuk mesin nitrogen generator yang digunakan. Dengan demikian kemurnian nitrogen yang dihasilkan pun sangat terjamin. Lebih lagi, nitrogen generator memiliki kelebihan mampu mevakum ban kendaraan Anda hingga betul-betul kosong dari udara. Sehingga nitrogen yang masuk nantinya pun akan tetap terjaga kemurniannya sampai di dalam ban.
Nah, itu tadi 7 penyebab pecah ban di tengah jalan. So, mulailah memerhatikan hal-hal tersebut agar Anda dapat mengurangi risiko pecah ban di tengah jalan. Semoga bermanfaat!