Pembatas satu-satunya yang memisahkan antara kendaraan dengan
jalan adalah ban. Apabila kondisi ban dalam keadaan baik maka stabilitas dan
keamanan berkendara anda lebih maksimal. Sebaliknyapun begitu, bila kondisi ban
kurang baik, aus atau rusak, maka system keselamatan pada kendaraan anda tidak
dapat mengatasi hilangnya control yang datang dengan situasi pecan ban.
Sebagaimana dikutip dari lama carcare.org, tekanan udara di ban secara alamai akan
kehilangan 1-2 psi perbulan. Sehingga dengan tidak teraturnya cek kondisi ban
maka kerusakan internal tidak bisa diidentifikasi sampai akhirnya terlambat
untuk diidentifikasi. Kelalaian yang berlangsung ini pada akhirnya akan
menghasilkan ban yang tidak dapat maksimal menunjang bobot kendaraan. Bila ini
terjadi, gesekan yang dihasilkan bisa mengakibatkan hilangnya kontrol dan yang
lebih fatal lagi bisa pecah ban serta mengakibatkan kecelakaan, ujar Kevin
Rowling, Senior Training, Asosiasi Industri Ban.
Penting untuk selalu memutar ban pada kendaraan setiap
5.000-7.000 mil. Tingkat keausan ban depan denga ban belakang itu berbeda. Biasanya
tingkat keausan ban depan lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat keausan ban
belakang. Dengan memutar ban secara berkala, pengendara bisa mencapai performa
maksimal serta meningkatkan jarak tempuh berkendara. Kegagalan memutar ban
secara berkala sering mengakibatkan ban depan lebih cepat aus dikarena benturan
ban yang tidak setabil yang diakibatkan oleh kemudi.
Senantiasa memprioritaskan penggantian ban adalah dengan
mengganti ban belakang terlebih dahulu. Hal ini diungkapkan oleh direktur SDCI
(Safety Defensive Consultan Indonesia), Sebaimana dikutip dari otomotif.metrotvnews.com
“banyak yang berfikir karena takut pecah maka ban yang lebih baru dipasang
di depan tapi anggapan itu tidak benar. Memang kalau pecah ban depan saat mobil
melacu lebih susah dikontrol, tetapi selama ban tidak kekurangan angin maka
jauh dari kata pecah.” Ujarnya.
Sony menjelaskan, walupun kondisi ban mobil Anda keausannya
tinggal 20-30 persen, jika tidak kurang angin maka jauh dari resiko pecah ban.
Sebaliknya, meskipun ban baru taruh di depan jika kurang tekanan angin maka
dapat dipastikan risikonya akan mengalami pecah ban.
Pada akhrinya, pengemudi harus selalu melakukan identifikasi
visual ban secara teratur, terutama setelah menabrak lubang, atau menginjak
puing-puing kaca dijalanan. Kerusakan kecil tersebut dapat melemahkan komponen
internal ban bahkan dapat myebabkan pecah ban. Dengan diidentifikasi visual secara
teratur masalah-masalah potensial yang mengakibatkan pecah ban akan dapat kita
kurangi sebelum terjadinya kecelakaan. Sebaiknya identifikasikan ban kepada
profesionalnya untuk memastikan tidak adanya kondisi ban aus atau kurang angin
sehingga berkendara anda akan terasa lebih maksimal serta nyaman.
(Mansur)
Ingin mendapatkan selalu informasi terbaru dari kami ?
Gabung menjadi Sahabat Nitrogen, dan dapatkan informasi seputar Promo dan Merchandise