Bekasi,
03 November 2017 /green-nitrogen/ - Semua orang mungkin pernah
berjanji baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain bahkan kepada sang
pencipta, semua janji itu teramat sangat mudah untuk diucapkan tapi terkadang
berbeda dengan kenyataan. Biasanya janji itu adalah suatu komitmen yang enak
didengar begitu manis,menyenangkan nan penuh harapan yang mendengarpun
terkadang tersihir oleh segenap kata-kata yang begitu manis.
Ibarat hutang janji haruslah
dilunasi, menunaikan janji adalah upaya menjaga kepercayaan orang lain kepada
kita akan tetapi apabila kita tidak menepati sama juga mencederai diri sendiri dan
menghianati orang yang mendengar janji tersebut, pada saat kita mencederai janji
sebenarnya kita sedang membongkar aib sendiri (memberi tahu karakter asli kita
pada orang lain), orang akan selalu ingat dengan apa yang diucapkan sekaligus ada
kesungguhan yang kuat untuk memenuhinya.
Dikisahkan seekor induk harimau
sedang mencari makanan untuk anaknya yang sedang tertidur nyenyak setelah lelah
belajar berjalan. Singkat cerita, Dalam perjalanan pulang setelah mencari makanan
untuk sekian lama, sang Induk terjebak dalam perangkap yang dibuat oleh
pemburu. Induk harimau itupun menangis memikirkan nasib kedua anaknya.
Pemburu akhirnya tiba, induk
harimau berlutut memohon kepada pemburu agar membiarkannya pulang ke rumah
memberi makan serta mengajari anaknya mencari makan, dia berjanji keesokan
harinya akan kembali ke sini menyerahkan diri. Pemburu melihat harimau ini
dapat berbicara, di dalam hatinya sangat terkejut dan gembira, dia memutuskan
akan mempersembahkan rusa ajaib ini kepada raja, supaya dia menjadi terkenal
dan mendapat hadiah dari raja. Sang induk harimau terus memohon agar
permohonannya dikabulkan dan akhirnya pemburu itu mengabulkannya.
Induk harimau bergegas
berlari pulang, suasana hatinya sangat sedih memikirkan kedua anaknya, setelah
sampai di rumah dia membangunkan anaknya lalu memberikan makanan itu kepada
sang anak. Setelah anaknya selesai menyantap makanan, sang ibu pun menceritakan
peristiwa yang terjadi sebelumnya.
“Anakku, Ibu akan menceritakan
sebuah kebenaran dan ketidakkekalan di dunia ini kepada kalian, jika kalian
sudah memahami kebenaran ini, maka kelak jika kalian menghadapi masalah apa
pun. Kalian nantinya tidak akan terlalu sedih lagi. Kalian harus ingat hidup
ini sangat singkat, segalanya akan berubah tidak pernah abadi, nilai dari
keluarga, kasih sayang semuanya tidak abadi….,” ujar sang induk harimau
itu.
Anak-anaknya sambil menangis
bertanya,
“Lalu kenapa Ibu masih harus
menepati janji kepada orang jahat tersebut?.”
Namun dengan lembut sang
induk harimau ini menjelaskan alasan mengapa ia harus menepati janjinya kepada
pemburu itu. Sang induk harimau menjelaskan kepada si anak bahwa ketika kita sudah
berjanji maka kita harus menepatinya. Tidak hanya itu, sang ibu berpesan agar
anaknya tetap bisa bertahan hidup, tidak menaruh dendam pada pemburu atau
kepada siapapun, dan dengan cepat sang induk harimau berlari kembali ketempat
pemburu untuk menepati janjinya. Si anak harimau menghargai keputusan yang
diambil induknya dan merelakan kepergianya walaupun dengan hati yang sedih.
Pemburu melihat induk
harimau memenuhi janjinya datang kembali, menjadi sangat terharu dengan tangan
merangkap di depan dada dan berlutut dia berkata kepada induk harimau,
“Engkau bukanlah seekor
harimau biasa. Welas asihmu membuat orang sangat terharu, kejujuranmu membuat
saya sangat malu. Silahkan engkau kembali, saya tidak akan menyakiti Anda lagi,
bahkan mulai saat ini saya berjanji tidak akan menyakiti seekor binatang pun,” ucap
si pemburu.
Sobat green-nitrogen, kita bisa melihat seberapa besar kasih orang tua
terutama ibu dalam kisah di atas. Dia tidak akan memperdulikan nyawanya demi
kelangsungan hidup anaknya sendiri. Tidak hanya itu, sang ibu pun mengajarkan
kita betapa pentingnya menepati janji meskipun kita memiliki kesempatan untuk
mengingkarinya karena suatu hal.
Sifat welas asih dan
kejujuran dari induk harimau ini akhirnya membangkitkan niat baik serta
membangkitkan watak dasar dan sisi baik dari pemburu tersebut. Kita harus
belajar bertanggung jawab dengan janji yang kita ucapkan sendiri. Semoga cerita
ini dapat menjadi pelajaran dan teladan bagi hidup kita, jika seekor harimau
saja bisa mengasihi dan menetapi janjinya tentu manusia bisa lebih dari itu,
bukan?
(Mansur)
Ingin mendapatkan selalu informasi terbaru dari kami ?
Gabung menjadi Sahabat Nitrogen, dan dapatkan informasi seputar Promo dan Merchandise