Bekasi,
02 September 2017/green-nitrogen/ - Bulan Dzulhijjah adalah
bulan dimana ummat islam dari seluruh penjuru dunia dikumpulkan disatu tempat
suci ialah Makkah almukarromah. Hanya mereka yang dipanggil oleh Alloh SWT.
yang bisa pergi melaksanakan ibadah haji, untuk itu kenapa para jama’ah haji
sering kita sebut tamu Alloh SWT.
Di bulan Dzulhijjah juga
banyak sekali hikmah yang bisa kita ambil dari kisah kenabian Ibrahim as. Mulai
dari cobaan, ketaatan, sampai dengan keikhlasannya dalam mempertahankan akidah.
Bahkan kisah tersebut di gambarkan secara jelas di dalam Al-Qur’an surat 16
ayat 120-123 yang artinya “Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat
dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah
dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan). (lagi) yang mensyukuri
nikmat-nikmat Allah. Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang
lurus. Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia. Dan sesungguhnya dia di
akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh. Kemudian Kami wahyukan
kepadamu (Muhammad): "Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif" dan
bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.”
Nabi Ibrahim as.
dilahirkan dilingkungan penyembah berhala, bahkan ayahnya sendiri seorang
pemahat patung berhala. Namun hal ini tidaklah memberi pengaruh terhadap
keimanan dan ketaatannya kepada Alloh SWT.
Dalam lintasan sejarah
kenabian, nama nabi Ibrahim merupakan nama yang tidak asing lagi bagi ummat
islam. Selain karena ketaatannya, hal paling diingat adalah keikhlasannya dalam
menerima dan melaksakan perintah Alloh SWT. Salah satu ujian utama nabi Ibrahim
adalah ketika menghadapi perintah Alloh untuk menyembelih anak tunggalnya Isma’il.
Perintah menyembelih anak
bukan-lah perintah sembarangan, namun demikian Nabi Ibrahim tetap saja
mengerjakannya, walaupun akhirnya diganti oleh Allah dengan seekor domba. Jika
bukan karena ketaatan yang luar biasa maka tentu Nabi Ibrahim tak sanggup untuk
mengerjakannya, demikian pula dengan Nabi Isma’il yang akan disembelih, beliau
pun persis seperti ayahnya, pasrah (Islam) terhadap apa yang diwahyukan Alloh SWT.
Hal ini pula yang
menjadikan landasan bagi kita dalam memperingati dan mengingat cobaan yang
telah diberikan kepada nabi Ibrahim as. yaitu dengan menyembelih hewan kurban.
Daging kurban ini sebagian besar kita berikan kepada orang lain. Sepertiga
dimakan oleh keluarga dan kerabat dekat, sepertiga diberikan kepada teman, dan
sepertiga dibagikan kepada fakir miskin.
Pengorbanan ini melambangkan
kesediaan kita dan keikhlasan kita untuk menyerahkan hal-hal yang bermanfaat
untuk menggapai keridhoan serta mengikuti perintah-perintah-NYA. Ini juga
melambangkan keikhlasan kita untuk melepaskan sebagian karunia-NYA berupa harta
kita sendiri untuk memperkuat ikatan persaudaraan dan membantu mereka yang
membutuhkan.
Semoga kita bisa mengambil hikmah dan
pelajaran serta selalu menteladani ketaatan dan keikhlasan nabi Ibrahim as. Dan
yang terakhir semoga kita tergolong orang-orang yang selalu bersyukur
kepada-NYA.
(Mansur)
Ingin mendapatkan selalu informasi terbaru dari kami ?
Gabung menjadi Sahabat Nitrogen, dan dapatkan informasi seputar Promo dan Merchandise