Kiat Mental Sukses Garapan CEO Green Nitrogen
Bekasi, 26 September 2017/green-nitrogen/- Salah satu hal yang sering menghantui orang untuk memulai usaha adalah rasa takut. Ini bukan hanya menghantui calon pengusaha saja, tetapi juga pengusaha bahkan seluruh umat manusia. Tidak seorangpun di dunia ini yang kebal terhadap rasa takut, yang konon diwarisi dari nenek moyang kita. Apakah ia menjabat sebagai Presiden, Wakil Presiden, Menteri, Gubernur, Bupati, Camat, pengusaha, petinju atau dukun yang memiliki kekuatan-kekuatan gaib sekalipun- ia tidak kebal terhadap penyakit ini.
Namun, ada perbedaan antara yang tidak mau didikte oleh rasa takut dengan yang dipenjara oleh rasa takut. Bagi yang tidak mau ambil resiko, ia akan kehilangan kesempatan menikmati hidup yang penuh dengan pergulatan dan perjuangan; sedangkan yang berani menghadapi rasa takut sadar ada resiko, tetapi menerima pandangan bahwa segala sesuatu ada dalam tangan kuasa Tuhan Yang Maha Kuasa.
Berikut ini Green-Nitrogen berikan kiat-kiat mental sukses sesuai dengan pengalaman pribadi dari seorang CEO PT Global Insight Utama, Adang Wijaya.
Mental Utama : Keberanian
Mental utama yang harus dimiliki seorang pebisnis adalah “keberanian”. Bukan hanya “berani”, tetapi “lebih berani”. Kesalahan terbesar yang sering terjadi adalah kita tidak berani mengambil keputusan dan meragukan potensi diri kita. Agar kesuksesan terbuka, maka mental utama ini mesti didukung pula oleh 10 mentalitas lainnya. Jadi 1+10 itu adalah yang utama keberanian, sementara 10 mental pendukung lainnya adalah integritas, memiliki hasrat, mampu mengemban amanat, selalu belajar, menjalin silaturahmi, berani ambil resiko, tampil beda, jeli menangkap peluang, menjaga kesehatan dan rajin berbagi.
Mental Pendukung : Integritas
Mental pertama pendukung keberanian adalah integritas. Orang yang menjaga integritas tidak tergiur oleh sesuatu yang bakal mencederai integritas itu. Ia memiliki standar baku dan etika diri dalam menjalani profesinya.
Integritas dalam menekuni profesi itu beriringan dengan integritas kepada Tuhan. Dalam agama Islam, integritas bersifat ilahiah itu disebut taqwa. Maka itu, selain integritas menekuni profesi, seseorang yang ingin sukses harus menjadi pribadi yang bertaqwa. Tindakan kongkretnya adalah rajin beribadah dan bersikap rendah hati. Ibadah yang dilakoni tak hanya shalat fardhu, namun juga shalat-shalat sunnah lainnya.
Kata kunci mental sukses yang pertama adalah semakin tinggi integritas seseorang terhadap bidang profesinya, semakin ia bertaqwa kepada Tuhan, semakin besar potensi kesuksesannya.
Memiliki Hasrat
Orang yang bermental sukses itu mesti memiliki hasrat (passion) untuk sukses dan yakin bahwa sukses itu dapat diraih. Kesuksesan tidak akan terwujud bila tidak keinginan dari diri kita sendiri, namun keinginan itu pun belum cukup tanpa dibakar oleh keinginan yang kuat, dan ditutup oleh keyakinan bahwa kita mampu meraih kesuksesan itu. Kata kuncinya, hasrat dan keyakinan merupakan satu paket untuk meraih kesuksesan.
Mampu Mengemban Amanat
Seseorang yang ingin sukses mesti mampu mengemban amanat. Ia mesti melatih diri untuk tidak hanya bertanggung jawab atas dirinya, tetapi juga kepada orang lain. Dengan melatih diri mengemban amanat, ia kelak tidak akan gamang ketika menerima amanat dari orang yang berinvestasi atau memiliki karyawan dalam jumlah puluhan, ratusan bahkan ribuan.
Tanggung jawab atau mengemban amanat tidaklah ringan. Tanggung jawab itu satu garis lurus dengan resiko. Semakin besar tanggung jawab yang diemban, maka semakin besar pula resiko yang harus dihadapi. Namun, jika orang lain telah memberikan amanat, berarti kita dipandang mampu menjalankan amanat tersebut serta jangan menolaknya. Maka, kata kunci mental ketiga adalah terampillah mengemban amanat.
Selalu Belajar
Mental sukses keempat adalah terus tingkatkan keahlian atau kompetensi. Belajar itu penting untuk membekali diri dalam menghadapi resiko bisnis. Bila kita memiliki keahlian yang mumpuni, kita akan mampu menghadapi berbagai resiko bisnis. Bisnis apapun pasti aka nada resikonya. Perubahan lingkungan makro (ekonomi, sosial-politik, keamanan, teknologi, lingkungan alam, dan persaingan) dan perubahan lingkungan internal (gejolak tuntutan para pekerja) dapat mempengaruhi besar-kecilnya resiko yang dihadapai. Untuk menghadapi perubahan dan tantangan tersebut, dibutuhkan keahlian.
Proses belajar tak hanya melalui pendidikan formal, namun bias pula dari pengusaha sukses atau pengalaman orang lain. Artinya kita harus terus belajar atau bertanya kepada siapa saja yang ahli dalam bidangnya. Kata kunci dari mental sukses ini adalah belajarlah agar kita pandai. Dengan belajar, kita dapat membaca masa depan, dan menyiapkan diri untuk menghadapi kondisi tersebut.
Menjalin Silaturahmi
Mental sukses yang kelima adalah menguatkan jalinan silaturahmi. Perlu diketahui, kesuksesan tak mungkin diwujudkan oleh seorang diri. Sukses merupakan rangkaian proses dan keterlibatan banyak pihak yang turut membantu kesuksesan kita. Tidak mungkin bila di suatu daerah hanya Anda seorang diri yang sukses, sedangkan lainnya miskin dan lemah. Lalu siapa yang membeli produk kita? Siapa yang mau menjadi mitra bisnis kita? Siapa yang mau bekerja secara professional dengan kita? Untuk itu, perlunya dukungan ikatan silaturahmi kepada banyak pihak. Semakin luas jalinan silatuhmi, semakin besar jaringan bisnis kita.
Kata kunci yang perlu diingat dalam bersilaturahmi adalah lakukan dengan tulus ikhlas dan berkunjunglah. Dengan keikhlasan, berarti kita tidak mengharap sesuatu dibalik silaturahmi itu. Dengan berkunjung, kita tidak menunggu untuk dikunjungi. Orang yang ingin dikunjungi itu bermental pejabat, sedangkan mental pebisnis adalah berkunjung.
Berani Ambil Resiko
Mental sukses yang keenam adalah berani mengambil resiko. Salah satu contoh keberanian mengambil resiko adalah dengan menjadi pelopor sebuah usaha. Sebuah usaha baru beresiko gagal di pasaran dikarenakan produk atau layanan tersebut terbilang asing. Lantaran keasingan itulah sebuah produk bisa saja tak sesuai dengan kebutuhan konsumen. Kalaupun sesuai biasanya diawali oleh sejumlah kendala. Akan tetapi, keberanian mengambil resiko akan berbuah manis ketika sebuah produk atau layanan mendapat respons positif dari masyarakat.
Kata kuncinya adalah keberanian bisa menuai kegagalan sekaligus kesuksesan. Untuk menghindari kegagalan, dan menjadi sang juara, kita harus memiliki keahlian dan kecerdikan.
Tampil Beda
Mental sukses yang ketujuh adalah lebih tampil beda. Meski sebuah ide itu sederhana, namun ia mesti dikemas secara ekslusif dan berbeda. Makna berbeda disini adalah kemampuan atau keahlian kita melakukan inovasi. Era masa kini merupakan era industri kreatif. Bisnis kita tidak akan tumbuh bila dijalankan dengan hal yang biasa-biasa, tanpa sentuhan kreativitas dan inovatif. Kata kuncinya, agar produk atau layanan kita bisa diterima pelanggan, maka kreativitas dan inovasi itu diarahkan kepada kebutuhan pelanggan.
Jeli Menangkap Peluang
Mental sukses yang kedelapan adalah mampu menangkap peluang. Tidak setiap peluang harus kita tangkap, tapi yang sejalan dengan kemampuan. Sebesar apapun peluang, bila tak diiringi kemampuan dan keahlian, kita akan sulit menjalani usaha tersebut. Sebaliknya, sekecil apapun peluang, tapi jika kita mampu mengemas secara baik, maka akan memberikan hasil yang luar biasa.
Kata kuncinya ialah peluang dating hanya sekali dan sangat cepat. Dibutuhkan kecepatan pemikiran dan keahlian untuk menangkap peluang tersebut. Untuk itu, siapkan energi dan keahlian untuk menghadapi peluang yang datang. Bila tidak, bisa jadi peluang tersebut akan ditangkap oleh orang lain.
Menjaga Kesehatan
Orang yang ingin sukses haruslah menjaga kesehatan karena amanat yang ada dipundaknya. Apa jadinya bila pengusaha yang diberi amanat mengelola asep miliaran bahkan triliunan namun sering sakit-sakitan. Tentunya banyak investor dan mitra bisnis yang ragu bekerja sama atau menanamkan investasinya. Maka itu, orang yang ingin sukses harus mampu menjaga pola hidup sehat melalui kedisiplinan dalam menjaga pola makan yang sehat, istirahat yang cukup, dan olahraga yang teratur.
Selain itu, penting pula menjaga hidup bahagia dan bersahaja bersama keluarga. Apalah jadinya bila seorang pengusaha selalu murung dan berkeluh kesah setiap menghadapi tantangan berat. Atau bahkan kurang berbahagia bersama keluarganya. Hal ini tentu akan berdampak pada kesuksesan bisnisnya. Ringkasnya, bila ia mampu membahagiakan diri dan keluarganya, ia akan mampu membahagiakan dan menyejahterakan karyawannya.
Kata kuncinya yaitu bila kita sehat dan selalu berbahagia, tantangan apapun yang datang, kita siap dan mampu menghadapinya.
Rajin Berbagi
Mental sukses yang kesepuluh ialah rajin berbagi. Berbagi itu luas : ilmu, waktu, kesempatan, kebahagiaan, dan materi. Rajinlah berbagi kepada siapa saja tanpa memandang status dan kondisi orang tersebut. Tuhan akan senang dan meninggikan derajat bila kita rajin berbagi. Bahkan, Dia tidak sungkan untuk menggandakan rezeki dan kebahagiaan kita lebih dan lebih lagi. Tidak ada orang yang sukses dan kaya-raya di dunia ini yang meraih kesuksesan dan kekayaan dengan cara kikir. Bila kita mau meneladani para pengusaha sukses kelas dunia, seperti Bill Gates atau yang lainnya, mereka adalah orang yang sangat peduli terhadap realitas sosial. Mereka bahkan ada yang membentuk lembaga atau yayasan pribadi yang mengurusi kegiatan sosial.
Kata
kuncinya ialah jika kita telah berhitung tentang apa yang kita bagikan, maka
Tuhan akan memberikan rezeki kita sebatas yang kita hitung. Padahal, bila kita
tidak perhitungan, Tuhan menyiapkan rezeki yang besarannya di atas yang kita
hitung.