Bekasi,
06 September 2017/green-nitrogen/ - Geliat mobil otonom
sekarang ini sedang menjadi hot issue. Mungkin
tidak pernah terbayangkan oleh siapapun, bahwa kemajuan teknologi membawa kita
pada era mobil kemudi otomatis atau disebut dengan mobil otonom. Bayangkan
saja! Sekarang kita tidak perlu capek-capek mengemudi, namun mobil akan tetap
sampai ke tempat tujuan. Mobil kemudi otomatis pun saat ini sedang jadi
perbincangan hangat. Banyak negara yang sudah mulai melakukan uji coba bagi
mobil otonom.
Baru-baru ini Jerman
merilis peraturan etis pertama di dunia untuk mobil otonom sebagaimana Green-Nitrogen kutip dari theconversation.com.
Menteri Transportasi Umum Jerman, Alexander Dobrindt mempresentasikan
sebuah laporan tentang program mobil otonom di depan para cabinet Jerman bulan
lalu. Laporan tersebut hasil kerja Ethics
Commission on Automated Driving ( Komisi Etik untuk Kendaraan Otonom) yang
di isi oleh para ahli di bidangnya serta pakar hokum setempat.
Laporan tersebut mencatat
adanya peran dari kemajuan teknologi yang berpengaruh terhadap mobil otonom
agar bisa lebih aman serta bisa mengurangi angka kecelakaan. Namum laporan
tersebut tetap mencatat bahwa kemajuan teknologi tetap tidak mungkin dapat
mencegah kecelakaan sepenuhnya. Hal ini yang berperan penting dalam memutuskan program
perangkat lunak mobil otonom agar bisa bekerja semaksimal mungkin.
Laporan tersebut mencantumkan
20 pedoman bagi industri motor untuk dipertimbangkan dalam pengembangan sistem
mobil otonom. Alexander mengatakan bahwa kabinet telah mengadopsi pedoman
tersebut. Alexander mengklaim bahwa pemerintahannya adalah yang pertama di
dunia yang melakukannya.
Mobil
Otonom Lebih Aman
Landasan utama dari
laporan ini adalah sederhana. Mobil otonom dapat mengurangi terjadinya kecelakaan
relatif lebih sedikit dibandingkan dengan mobil-mobil konvensional yang ada
sekarang ini. Adanya kaharusan dalam sistem perangkat lunak untuk mengutamakan
keselamatan nyawa manusia.
Jika sebuah kecelakaan
tidak dapat dihindari, laporan tersebut mengatakan keselamatan manusia haruslah
diutamakan dari pada hewan dan benda lainnya. Perangkat lunak ini harus
berusaha menghindari tabrakan sama sekali, namun jika itu tidak memngkinkan
maka yang harus dihindari paling tidak seminimal mungkin agar tidak membahayakan
nyawa orang.
Dalam kasus ini,
keputusan dan tanggung jawab yang utama adalah perangkat coba membantu kendaraan
agar bisa berhenti secepat mungkin sehingga tidak membahayakan penumpang dan
orang lain disekitarmya. Jika tabrakan tidak dapat dihindari, laporan tersebut
mengatakan bahwa sistem harus ditujukan untuk meminimalisir bahaya terhadap
nyawa seseorang. Tidak boleh ada diskriminasi berdasarkan usia, ras, jenis
kelamin, atribut fisik atau hal lain dari potensi korban kecelakaan.
Siapa
Yang Memegang Kendali
Laporan tersebut
menyebutkan bahwa kemungkinan sistem dan teknologi mobil otonom belum mampu
memecahkan momok kecelakaan secara penuh, sehingga diperlukan “kotak hitam”
yang mengadopsi sistem pesawat terbang. Hal ini dimaksudkan agar mudah
mendeteksi dan memonitor apabila terjadi kecelakaan yang membutuhkan
pertanggungjawabannya. “Kotak hitam” ini juga berfungsi untuk merekam segala
aktifitas selama perjalanan dan merekam apa yang terkendali saat waktu serta
situasi tertentu.
Laporan tersebut juga
mengatakan bahwa sistem yang ada harus dibuat sedemikian hingga agar dapat
bereaksi secara otonom dalam keadaan darurat. Namun juga harus bisa dikontrol
secara manual oleh manusia, pergantian kontrol ini sendiri harus dirancang agar
bisa lancar dan cepat dalam melakukan peralihan kontrol.
(Mansur)
Ingin mendapatkan selalu informasi terbaru dari kami ?
Gabung menjadi Sahabat Nitrogen, dan dapatkan informasi seputar Promo dan Merchandise